Rabu, 15 Mei 2013

Dalam Khutbah Jumat di Gaza, Qaradhawi Menyerukan Persatuan Umat dalam Melawan Israel

Ketua Asosiasi Ulama Muslim Dunia, Prof. Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menyerukan kepada umat Islam untuk memfokuskan perjuangannya membebaskan Masjidil Aqsha dan Palestina secara berjamaah.

“Bebaskan Al-Aqsha Palestina dengan berjamaah, jangan berselisih, nanti hanya akan membuat umat Islam binasa, ” ujarnya saat khutbah Jumat di Masjid Jami’ Al-‘Umari Al-Kabir (Masjid Jami’ Umari) Distrik Daraj, Gaza, Jumat (10/5) seperti dilaporkan Muhammad Husain, di Jalur Gaza. Dalam kunjungan tiga hari ke Jalur Gaza, Syeikh Al-Qaradhawi mengatakan bahwa umat Islam menghadapi musuh yang satu, tujuan perjuangannya juga satu, maka tidak pantas untuk saling berselisih dalam menghadapinya.

“Musuh umat Islam sudah jelas satu yaitu Israel, lalu mengapa umat Islam masih berselisih?” ujarnya, sambil mengutip Surat Ali Imran ayat 103, yang mewajibkan umat Islam berjamaah dan melarang berpecah-belah.

Al-Qaradhawi yang baru dapat berkunjung kembali ke Jalur Gaza sejak tahun 1958, atau sekitar 55 tahun lalu, menegaskan, jika umat Islam komitmen berjamaah, maka pertolongan Allah sangat dekat.

“Saya semakin bertambah yakin bahwa perjuangan umat Islam dalam melawan kezhaliman penjajahan Israel ini tidak akan pernah mati,” tegas ulama kelahiran Mesir 9 September 1926 yang kini tinggal di Qatar tersebut.

Untuk itu, seluruh komponen perjuangan Palestina harus bekerja sama, bersabar dan terus mengadakan perlawanan, tegasnya, di hadapan ribuan jamaah masjid tertua di Jalur Gaza, yang bangunannya berusia sekitar 4000 tahun itu.

Tampak hadir pada shalat Jumat berjamaah bersama Syeikh Al-Qaradhawi, Perdana Menteri Ismail Haniya, para menteri, anggota parlemen, mufti, sekitar 45 ulama dari berbagai negeri Arab yang ikut rombongan, serta ribuan umat Islam setempat.

Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi datang ke Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah-Mesir, sebagai wujud keprihatinan dan dukungannya akan nasib Al-Aqsha dan perjuangan warga Gaza melawan penjajah Israel. (rn/usb/mna)

Syeikh Al-Qaradhawi di Gaza: ‘Palestina dan Suriah akan Dimenangkan dengan Islam, Insya Allah’

Sejak kemarin (8/5) Syeikh Yusuf Al-Qaradhawi mengunjungi Jalur Gaza yang sudah 6 tahun dikepung oleh pasukan zionis ‘israel’. Ketua Persatuan Ulama Dunia ini masuk lewat perbatasan Rafah jam 9.30 pagi waktu setempat kemarin. Sumber resmi di Gaza mengabarkan, Syeikh Al-Qaradhawi akan keluar besok sesudah shalat Jum’at.

Pria kelahiran Mesir yang bermukim di Doha itu mengunjungi Gaza bersama sebuah delegasi 50 orang ulama dari 14 negara. Mereka disambut oleh Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah.

“Cita-cita kita mati syahid di jalan Allah, dan memerdekakan Palestina,” kata Syeikh Al-Qaradhawi dalam orasi ketibaannya. Ia juga menambahkan, terakhir kali ke Gaza 55 tahun yang silam (1958).

“Saya yakin kita akan menang (di Palestina). Dulu tak ada yang menyangka rakyat akan mampu menurunkan para tiran di Mesir dan Tunisia. Suriah juga akan dimenangkan dengan kemenangan Islam, insya Allah,” imbuh Syeikh Al-Qaradhawi.

PM Ismail Haniyah dalam sambutannya mengatakan, kunjungan dari “Syeikh-nya Musim Semi Arab” di tanah Palestina merupakan suatu kehormatan bagi warga Palestina.

Syeikh Al-Qaradhawi menyatakan tujuan ziarah tiga harinya untuk “mendukung rakyat Gaza dan ikutserta menghentikan pengepungan terhadap mereka”.

Menjelang ziarah Syeikh Al-Qaradhawi itu, rezim Otorita Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah mengeluarkan pernyataan, bahwa kunjungan itu “berbahaya” bagi rakyat Palestina. “Semua kunjungan tokoh ke Gaza memberi legitimasi bagi pemerintah Hamas,” demikian pernyataan yang dikutip kantor berita Maan News.* (Sahabat Al-Aqsha)

Syeikh Yusuf Qaradhawi di Gaza : Ambisi Kami untuk Mati di Jalan Allah dan Bisa Berkunjung ke Palestina

Ulama Yusuf al-Qaradawi, Rabu memulai kunjungan ke Hamas Jalur Gaza  menyeberang ke wilayah Palestina di Rafah, di perbatasan dengan Mesir.

Seorang fotografer AFP mengatakan Qaradawi, yang merupakan warga negara Qatar dan dekat dengan Ikhwanul Muslimin, tiba di wilayah itu .

Syeikh Qaradhawi memimpin delegasi 50 ulama dari 14 negara dan disambut oleh Perdana Menteri Hamas Ismail Haniya.

“Seluruh Ambisi kami adalah untuk mati di jalan Allah, dan untuk hidup panjang  agar dapat berkunjung ke Palestina,” katanya pada saat kedatangan, ia menambahkan bahwa ia terakhir berkunjung ke Gaza pada tahun 1958.

“Saya yakin kita akan menaklukkan. Tidak ada yang mengira bahwa rakyat menang dan menggulingkan tiran yang memerintah Mesir dan Tunisia. Dan kelak di Suriah juga kita akan muncul sebagai pemenang, serta Islam akan muncul, “katanya, mengacu pada pemberontakan Musim Semi Arab.

Haniya, dalam sambutan, mengatakan , “suatu kehormatan bagi kami untuk menerima syekh dari ‘Musim Semi Arab’ di tanah Palestina.”

Qaradawi mengatakan tujuan dari perjalanan tiga hari ke Gaza adalah untuk “membantu rakyatnya dan berpartisipasi dalam membuka  blokade Israel terhadap mereka.” (ERAMUSLIM)

Subhannallah...AL-QARADHAWI INGIN SYAHID SEPERTI SYAIKH YASIN



Ulama terkemuka Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi (87) dalam kunjungannya ke Jalur Gaza, di samping memberikan khutbah Jumat di Masjid al-Umari, berceramah di Universitas Islam Gaza, Syaikh Al-Qaradhawi juga berkunjung ke rumah sahabatnya, almarhum Syaikh Ahmad Yasin di kawasan Distrik Zaitun, Gaza, Jumat (10/5).

“Saya ingin mendapatkan syahid di bumi Al-Aqsha sebagaimana Syeikh Yasin,” ujarnya.
Muhammad Husain, wartawan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj News Agency) di Jalur Gaza yang mengikuti perjalanan melaporkan, menurut Syaikh Al-Qaradhawi, hubungan dirinya dengan Syaikh Yasin sangatlah dekat.

“Syaikh Yasin semasa hidupnya pernah berkunjung ke rumah saya di Doha, Qatar,” kata Al-Qaradhawi.

Syaikh Yasin adalah pendiri pergerakan Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah (Hamas) bersama Syaikh Abdul Aziz Al-Rantisi dan Syaikh Khaled Meshal, tahun 1987.

Walaupun semasa hidupnya Syaikh Yasin cacat fisik, namun ia merupakan pemimpin perjuangan intifadhah dalam melawan penjajahan zionis Israel.

Syaikh Ahmad Yasin syahid setelah ditembak oleh tentara Israel dari helikopter dengan menghantamkan tiga roket, seusai shalat subuh, dan ia dalam keadaan berpuasa. (mina)

Al-Qaradhawi Ikrarkan Perjuangan untuk Bebaskan Palestina

Ketua Ikatan Ulama Islam Internasional, Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi yang kini tengah berada di Jalur Gaza mengatakan, bahwa bangsa Palestina akan menang dalam menghadapi penjajah Israel, karena warga Palestina berada di pihak yang benar dan akan mencapai kemenangan.

Hal ini disampaikan Al-Qaradhawi setelah tiba di Jalur Gaza pada Rabu sore (8/5) melalui penyeberangan darat Rafah, Mesir.

“Kami bersama-sama bangsa Palestina, keluar sebagai pemenang di setiap pertempuran, dan akan terus menang dalam kondisi apapun, dan saya yakin dengan kemenangan ini.” tegas Al-Qaradhawi.

Ia kemudian menambahkan dihadapan penduduk Jalur Gaza, “Demi Allah, kita juga akan dipersaksikan akan kemenangan revolusi di Suriah, dan besok dengan izin Allah, yakinlah itu juga akan kalian rasakan, kita akan mencapai kemenangan dalam waktu dekat dari penjajahan yang dilakukan oleh Israel. Dan ini akan menjadi kemenangan terbaik bagi umat Islam di setiap peperangan mereka terhadap penjajah dari dulu hingga sekarang.”

Dalam acara penyambutan delegasi ulama umat Islam yang dipimpin oleh Al-Qaradhawi ini, hadir PM. Palestina di Jalur gaza, Ismail Haniah dan wakil dari anggota dewan Palestina, Ahmad Bahar serta sejumlah pejabat dan petinggi resmi dari faksi-faksi yang ada di Palestina dan juga sambutan luar biasa dari para penduduk Gaza yang sudah menanti di depan pintu penyeberangan Jalur Gaza-Mesir.

Kunjungan ini sendiri bagai Al-Qaradhawi merupakan kunjungan pertama sejak terakhir kali ia menginjakkan kaki di tanah Palestina pada tahun 1957 dan 1958, dan sejak saat itu ia belum pernah lagi melakukan kunjungan ke Jalur Gaza kembali. “Saya sudah bertahun-tahun mengharapkan bisa mengunjungi Jalur gaza. Dan dengan izin Allah dengan kondisi saat ini saya bisa datang ke Jalur Gaza.” kenangnya.

Syaikh kemudian menambahkan,”Jalur Gaza yang sejak bertahun-tahun tidak bisa kita kunjungi, sekarang sudah terbuka dan kita bisa bertemu kembali dengan saudara-saudara kita di sini, dan kita bersama-sama mengikrarkan diri akan membebaskan Palestina, dan ini tidak akan tercapai kecuali kita terus memperbarui ikrar kita untuk bangsa Palestina dan warga di Jalur gaza, dan ini merupakan kata kuncinya, ikrar kita untuk terus bekerja membebaskan Palestina dari pendudukan Zionis. (safa)

ISMAIL HANIYA BERIKAN PASPOR DIPLOMATIK KEPADA QARDHAWI

Gaza, 29 Jumadil Akhir 1434/9 Mei 2013 (MINA) - Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniya memberikan paspor diplomatik kepada salah satu ulama besar Islam, Yusuf Qardawi pada Rabu (8/5).
Al-Qardhawi memimpin delegasi 50 ulama dari 14 negara dan disambut oleh Haniya. Haniya, dalam sambutannya mengatakan itu adalah "suatu kehormatan bagi kami untuk menerima syekh Qardhawi di tanah Palestina".


Qardhawi mengatakan, delegasinya mewakili semua bagian dalam Islam dan mereka datang untuk mendukung rakyat Gaza.

"Tanah ini belum pernah menjadi tanah (milik) Yahudi. Palestina milik Islam dan bangsa Arab," kata Qardhawi. "Palestina adalah sebuah negara Arab dan Muslim meskipun Israel berupaya (untuk merebutnya)".

Qardhawi menambahkan, "Orang-orang Gaza, kalian akan meraih kemenangan, dan kalian akan mendapatkan semua hak-hak Anda".

Menjelang kedatangan ulama tersebut, pemerintahan Palestina yang berbasis di Tepi Barat mengatakan kunjungan seperti itu bisa membahayakan rakyat Palestina.

"Posisi Otoritas Palestina telah jelas, setiap kunjungan signifikansi politik yang memberikan legitimasi bagi pemerintahan Hamas di Gaza bisa membahayakan rakyat Palestina dan kepentingan mereka," kata Menteri Urusan Wakaf Palestina, Mahmoud al-Habbash.

"Qardhawi seharusnya menarik kembali fatwa yang ia keluarkan tentang kunjungan oleh Muslim ke Yerusalem merupakan hal ilegal menurut hukum Islam karena kota suci tersebut berada di bawah pendudukan," kata al-Habbash kepada Ma'an. (mina).

Hamas Sambut Kunjungan Bersejarah Syeikh Yusuf Qardhawi Ke Gaza


Hamas menyambut hangat kunjungan syeikh Dr. Yusuf Qardhawi ke Gaza dan menganggapnya sebagai kunjungan bersejarah.

Jubir Hamas, Dr. Sami Abu Zuhri menyatakan, “Gaza akan menyambut hangat dan terbuka kunjungan syeikh Qardawi.” Abu Zuhri mengkritik statmen sejumlah pimpinan Fatah dan faksinya yang menentang kunjungan syeikh Yusuf Qardawi.

Abu menambahkan, statmen tersebut semakin mengokohkan perpecahan. Menyambut para ulama dan para pendukung perlawanan adalah lebih utama dibandingkan menyambut pemimpin penjajah dan musuh-musuh bangsa Palestina seperti yang terjadi di Ramallah.

http://muslimina.blogspot.com/2013/05/hamas-sambut-kunjungan-bersejarah.html

Selasa, 09 April 2013

Relawan Aceh di Gaza Disambut Layaknya Tamu Negara

relawan aceh disambut di gaza
DI tengah embusan angin dingin dan suhu berkisar 18 derajat Celcius yang menusuk tulang, saya dan relawan Aceh ke Palestina, Khairul Amal beserta 25 orang lainnya, bergerak dari Iskandariah menuju Gaza, Palestina. Itu terjadi Sabtu, 6 April 2013 pukul 2 dini hari. Kami membawa dua mobil ambulans dan uang tunai sekitar Rp 5 miliar, sumbangan rakyat Indonesia.
Sepanjang perjalanan, kabut tebal membatasi jarak pandang. Pukul 5 kami shalat Subuh di sebuah masjid di pinggir jalan. Saat berwudhuk dengan air sedingin es, membuat gigi gemeretak. Setelah shalat, kami usir dingin dengan minum syai (teh) panas. Kami juga mengganjal perut dengan roti dingin yang dibekali hotel saat di Iskandariah, Mesir.
Perjalanan menuju Gaza melewati Provinsi Iskandariah, Dimyad, Suez, Ismailiyah, Sinai Utara, Port Said, dan kota perbatasan Rafah di Mesir.
Ketika menyusuri jalan di Provinsi Suez kami lewati sebuah jembatan yang cukup panjang yang membelah Terusan Suez yang terkenal itu. Dibangun pada masa Napoleon Bonaparte.
Ketika melewati Provinsi Sinai, terhampar Gurun Sinai yang tandus sepanjang mata memandang. Gurun inilah yang dilewati Nabi Musa dan pengikutnya kaum Bani Israil setelah selamat dari kejaran Fir’aun. Di gurun ini pula para pengikut Nabi Musa tersesat 40 tahun untuk masuk ke Palestina sebagaimana diceritakan dalam Alquran.
Ketika bus yang kami tumpangi sedang melaju, tiba-tiba harus berhenti di pos pemeriksaan tentara. Ada pertanyaan dan pemeriksaan, tapi alhamdulillah lancar. Polisinya tersenyum ketika kami bawakan koran yang terbit pagi itu.
Pos pemeriksaan dijaga oleh tentara bersenjata AK-47 lengkap dengan panser atau tank tempur. Saya jadi teringat Aceh pada masa darurat militer. Sepanjang perjalanan sampai ke perbatasan Rafah terdapat sekitar 15 pos pemeriksaan yang menegangkan.
Setelah menempuh 530 km selama sepuluh jam lebih, pukul 11.30 kami sampai di Kota Rafah, Mesir, untuk selanjutnya masuk proses pemeriksaan imigrasi yang memakan waktu sekitar empat jam, karena kami membawa ambulans, sedangkan pukul 16.00 perbatasan ditutup.
Begitu ke luar dari Imigrasi Mesir lega
rasanya, karena kabarnya di Imigrasi Palestina pemeriksaan tak terlalu ketat. Benar saja, begitu tiba di wilayah Palestina kami langsung ganti bus yang sudah menunggu. Suara takbir membahana ke luar dari mulut rombongan relawan yang menyadari diri mereka sudah menginjakkan kaki di bumi Palestina. Rasa lelah kami hilang seketika begitu menginjakkan kaki di tanah yang diberkati ini. Apalagi saat di Gaza kami diperlakukan bagai tamu kehormatan, mewakili negara.
Sayangnya, dua warga Mesir yang membawa dua ambulans yang dibeli Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) tak diizinkan masuk Palestina. Ambulans tersebut akhirnya dibawa petugas Imigrasi Mesir memasuki wilayah Palestina.
Begitu tiba, kami langsung diantar ke ruang VIP dan disuguhi minuman penyambutan berupa kopi, teh, dan minuman lainnya. Saat kami tiba pas masuk waktu Ashar.
Selesai melepas lelah di ruang VIP kami dibawa ke penginapan. Di sepanjang jalan kami saksikan tanah Gaza yang sangat subur dipenuhi tanaman tomat, anggur, apel, jeruk, semangka, kentang, kol, terong, zaitun, gandum, dan banyak lagi lainnya.
Tak lama kemudian kami tiba di Hotel Almathaf di tepi pantai Gaza yang hanya berjarak 10 km dari tanah jajahan Yahudi. Bangunan besar di wilayah yang dikuasai Yahudi terlihat jelas. Beberapa tower yang menjulang tinggi bisa dilihat dengan jelas dari hotel kami.
Hari Ahad (7/4/2013) merupakan hari kedua keberadaan kami di Gaza. Aksi kemanusiaan pun dimulai dengan mengunjungi Aqsa University untuk menyerahkan bantuan beasiswa 30 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp 300 juta. Akan diserahkan kepada anak Palestina yang menjadi korban penjajahan Israel, seperti orang tuanya yang terbunuh atau dipenjara kaum Zionis. Sementara dana sumbangan rakyat Aceh secara khusus diusahakan akan diserahkan langsung kepada Perdana Menteri Palestina, Ismail Haniyeh.
Di universitas ini kami disambut Presiden Universitas, Dr Salam Z Al-Agha. Menurutnya, di situ belajar 26 ribu mahasiswa. Terdiri atas 24 ribu orang S1 dan 2.000 sedang menempuh S2.
Kesimpulan kami sementara, Gaza merupakan negeri yang merdeka. Di tengah embargo Yahudi, mereka tetap “merdeka” dalam aktivitas dan penuh semangat membangun negeri, merehab lahan pertanian yang dirusak bahkan diracun oleh Israel, serta memperjuangkan status supaya benar-benar menjadi negara yang berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.(ac)

Oleh TGK MAKHYARUDDIN YUSUF,
Relawan Aceh di Palestina, melaporkan dari Gaza.

Jumat, 05 April 2013

Ketua MUI Serukan Tolak Acara Miss World di Bogor

 m_yasin
Puncak acara perhelatan Miss World 2013 akan digelar di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor, Jabar, pada 28 September 2013 mendatang. Panitia acara, RCTI dan perwakilan Miss Indonesia pada Kamis (4/4) lalu mendatangi Gubernur Jawa Barat untuk membahas acara tersebut. “Ini kan acara internasional dan puncak acara atau malam finalnya di Sentul International Convention Center (SICC) Bogor. Karena di Jawa Barat tentu harus memberitahukan ke Pemprov Jabar,” kata Ahmad Heryawan.
Dukungan dari Ahmad Heryawan untuk penyelenggaran Miss World diberikan karena ajang kontes wanita cantik sedunia ini berbeda dengan kontes kecantikan lainnya yang menampilkan sesi berpakaian menggunakan bikini oleh pesertanya. “Ajang Miss World ini berbeda dengan ajang sejenis lainnya karena saat puncak acara tidak menggunakan bikini, Insya Allah lebih sopan,” katanya.
Berbeda dengan Gubernur, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Kerja Sama dan Hubungan Internasional, KH. Muhyiddin Junaedi justru menolak dengan tegas ajang pamer aurat tersebut.
“Secara budaya event itu tak sesuai dan menampilkan budaya materialisme dan hedonisme warisan Yunani dan Romawi kuno. Promosi wisata tak harus mengorbankan jati diri, banyak hal yang bisa dilakukan selain itu. Sebagai negara muslim terbesar kita harus tunjukkan sikap kita ke masyarakat dunia. Gubernur harus tegas dengan sikapnya agar bumi Jawa Barat tak ternodai dengan perhelatan tersebut,” ujarnya kepada Suara Islam Online yang dikutib oleh arrahmah, Jum’at (5/4/2013).
“Krisis multi dimensi yang melanda dunia tak lepas dari ulah penduduknya, termasuk pemimpinnya,” tambahnya.
Selain itu beliau juga mengingatkan bahwa acara tersebut adalah permainan Yahudi sehingga kita harus waspada. “Bupati dan Gubernurnya berasal dari partai partai Islam. Aneh lambang Ka’bah memayungi event tersebut yang notabene adalah rekayasa dan permainan Yahudi. Dahulu di zaman Orba sikap pemerintah jelas dan tegas menolak event yang memamerkan aurat. Berdemokrasi bukan berarti mengorbankan nilai budaya dan menghalalkan berbagai macam cara. Jangan terapkan falsafat End Justifies Need.” katanya.
KH. Muhyiddin yang juga aktif di PP Muhammadiyah ini menghimbau umat Islam untuk bersatu menolak acara Miss World tersebut. “Umat Islam harus melakukan penolakan dan protes demi Izzah agama Allah,” serunya.[UGT]

Rep: Iqtina
Red: Khansa Salsabillah

Tak Ada Tempat Aman Di Kota, Warga Suriah Hidup Di Gua.

 m_yasin
Di daerah perbukitan di Jabal Akrod hidup banyak warga Suriah yang membangun gua  untuk dijadikan tempat tinggal. Rakyat Suriah terpaksa memilih hidup di gua setelah bom-bom Bashar Al Assad terus menghabisi perumahan, rumah sakit bahkan sekolah-sekolah.
Kami mengetahui ini setelah bertemu dengan Mustafa, salah seorang warga yang tinggal di salah satu gua tersebut. Untuk menuju ke gua yang ditinggalinya, Mustafa mengajak kami menaiki tebing yang ada disekitar bukit Jabal Akrod. Tebing yang lumayan terjal dengan kemiringan 45  derajat dengan kondisi tanah yang dipenuhi dengan akar-akar pepohonan. Kurang lebih 100 m dari bawah kamipun sampai di gua tempat tinggal sementara keluarga Musthofa.
Dizaman digital dan gaya hidup internet ini, untuk pertama kali kami melihat satu keluarga hidup didalam tanah. Mereka menggali bukit untuk membuat sebuah gua. Bentuk ruangnya seperti lingkaran dengan diameter kurang lebih 2 meter. Gua ini dipakai oleh sepasang suami istri dan 4 orang anaknya untuk tinggal bersama. Lebih mengiris hati kami setelah kami melihat seorang nenek yang sudah sangat tua terbaring di dalamnya. Ia adalah ibu dari Mustofa.
‘Disinilah kami tinggal, bersama dengan keluarga dan ibu yang sudah renta’ Jelas Mustofa kepada Bumisyam.com, Selasa (2/4/2013)
Ibu Mustofa terlihat menetes air mata. Sesekali ia menyebut asma Allah. Melihat kedatangan kami mereka merasa haru, ada kebahagiaan yang tersembunyi dibalik tetes air mata yang menggelayut di kelopak mata sang nenek.
Di dalam gua hanya ada penghangat ruangan untuk musim dingin dan salju. Semacam kompor dengan pipa asap diatasnya, tanpa ranjang apalagi lemari dengan pewangi didalamnya.[Bumisyam/UGT]

Rep: Iqtina
Red: Khansa Salsabillah

Asas Tunggal Pancasila yang Ditolak Ormas Islam Telah Dicabut

 m_yasin

Ini kabar baik, Asas tunggal Pancasila yang ditolak oleh sejumlah Ormas dan juga Fraksi PKS DPR telah dicabut. RUU Ormas dijadwalkan disahkan 12 April 2013 mendatang.
“Asas tunggal sudah tidak ada, kita hapus. Kita ingin redaksi di revisi UU Nomor 8 tahun 1985 tentang Ormas memang asas yang sama dengan UU Parpol,” kata Ketua Pansus Revisi UU Ormas, Abdul Malik Haramain, saat berbincang, Jumat (5/4/2013) dilansir p; yang dikutib dari suaranews.
Malik menuturkan, UU Parpol mengatur asas dasar Pancasila dan UUD 1945 dan diperbolehkan memasukkan asas lain yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Jadi tidak ada lagi klausul asas tunggal Pancasila.
“Kalau semua bisa segera disepakati kita jadwalkan minggu depan tanggal 12 April masuk Paripurna DPR,” tegasnya.
Asas ormas diatur di Bab II tentang asas, ciri, dan sifat ormas. Aturan tersebut diatur di pasal 2 RUU Ormas.
“Asas ormas adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta dapat mencantumkan asas lainnya yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” demikian bunyi pasal 2 RUU Ormas.[UGT]

Rep: Iqtina
Red: Khansa Salsabillah

St James Park Kandang Newcastle United Sediakan Ruangan Shalat Untuk Pemain Muslim

Kamis (04/04/13) harian Daily Mirror mengungkapkan, manajemen club Liga Premier Inggris Newcastle United telah menyiadakan ruangan khusus di stadionnya untuk memungkinkan pemainnya yang muslim melaksanakan shalat sebelum memulai pertandingan.
Dilansir Voa-islam, manajemen club telah memutuskan untuk menyediakan ruangan khusus buat shalat pemainnya yang muslim yang berjumlah tujuh orang: Papis Cisse, Cech Tioti, Hatem bin Arfah, Masadio Hydra, Mapou Yanga Mbioa, Mahdi Obeid dan Moussa Sissoko.
Surat Kabar itu menambahkan, ketujuh bintang Newcastle United yang muslim itu sebelumnya menggunakan berbagai ruangan di stadion Newcastle United, St James Park, masih menurut Surat Kabar, manta pemain Newcastle United, Demba Ba, yang berpindah ke club Chelsea dulu mengimami shalat para pemain muslim.[UGT]

Rep: Manfaluthi
Red: Khansa Salsabillah

Kamis, 04 April 2013

Tak Mau Langgar Syariat, Demba Ba Tolak Penghargaan Pemain Terbaik

Selasa (-2/04/13) dilansir Voa-islam pemain club Chelsea Muslim asal Senegal, Demba Ba, menolak penghargaan pemain terbaik berupa sebotol anggur, karena hal itu bertentangan dengan syari’at Islam yang mengharamkan minuman itu.
Pemberian penghargaan kepada Demba itu setelah kemenangan Chelsea melawan Manchester United pada hari Senin (01/04/13) pada kompetisi FA cup, di mana Demba Ba mencetak satu-satunya gol ke gawang Manchaster United.
Demba Ba merayakan golnya dengan sujud syukur.

Rep: iqtina
Red: Khansa Salsabillah

Perjalanan Karier Sepak Bola Demba Ba



Ia kerap mencetak gol yang menentukan di klub yang dibelanya. Menyingkirkan Fernando Torres yang semakin mandul, dan menjadi pilihan pertama pelatih Chelsea Rafael Benitez. Kerap merayakan gol dengan sujud syukur dan menunjukkan satu jarinya. Siapa Demba Ba?
Demba Ba (lahir di Sèvres, Hauts-de-Seine, Perancis, 25 Mei 1985; umur 27 tahun) merupakan seorang pemain sepak bola kelahiran Perancis berkebangsaan Senegal yang bermain sebagai penyerang untuk klub Chelsea di Liga Utama Inggris dan tim nasional Senegal.
Ba memulai karier sepak bola dengan bermain sebagai pemain junior Port Autonome du Havre, Frileuse, dan Montrouge di Perancis dan Watford di Inggris. Ia memulai karier profesional dengan Rouen pada tahun 2006 sebelum bergabung dengan R.E. Mouscron. Pada tahun 2007 ia bergabung dengan klub Bundesliga TSG 1899 Hoffenheim. Pada tahun 2011, Ba begabung ke West Ham United. Ia menjadi top skor klub tersebut dengan 12 kali penampilan pada paruh kedua musim 2010–2011, meski pada akhir musim West Ham terdegradasi ke Championship. Ba kemudian bergabung dengan Newcastle pada bulan Juni 2011. Setelah dua tahun bersama Newcastle, pada bulan Januari 2013, Ba bergabung ke Chelsea.
Ba memperkuat timnas Senegal sejak bulan Juni 2007. Ia telah mencatatkan 16 kali penampilan dan mencetak 4 gol.
Ba merupakan anak keenam dari tujuh orang bersaudara yang lahir di Sèvres, Hauts-de-Seine. Ia menghabiskan masa kecilnya di Saint-Valery-en-Caux, Seine-Maritime. Ba bergabung ke sebuah klub junior di Montgaillard pada tahun 1992, kemudian bermain untuk Port Autonome antara tahun 1999 dan 2000 dan Frileuse antara tahun 2000 dan 2001.
Pada tahun 2001, Ba kembali ke Châtillon untuk bergabung dengan for Montrouge. Ia bermain untuk klub tersebut hingga tahun 2004 dan memutuskan untuk menjadi pemain profesional. Ia pernah mengikuti uji coba dengan Olympique Lyonnais dan Auxerre, namun tidak meraih kesuksesan. Ia lantas meninggalkan Perancis menuju Inggris untuk mengikuti uji coba dengan Watford dan Barnsley.
Pindah ke Inggris
Ba meninggalkan Hoffenheim dengan alasan sengketa dengan pihak klub pada bulan Januari 2011. Ia mengklaim pihak klub telah menyetujui pada kesepakatan transfer ke sebuah klub Liga Utama Inggris, yang diyakini adalah West Ham United, ia menolak untuk melakukan perjalanan ke kamp pelatihan musim dingin Hoffenheim. Sebagai tanggapan, general manager Hoffenheim mengatakan kontraknya akan dibatalkan, ia akan menghadapi tindakan hukum, dan ia akan didenda dan dilarang pindah ke klub lain selama enam bulan. Pihak klub juga kemudian mengklaim ia pergi ke Inggris tanpa izin untuk memaksa kepindahannya, yang enggan mereka setujui harus terjadi karena tindakan Ba. Pihak klub kemudian sepakat untuk transfer Ba ke Stoke City dengan biaya dilaporkan sebesar £ 7,1 juta, tapi batal terjadi setelah Ba, yang sudah menyetujui persyaratan pribadi, gagal pada tahap tes medis untuk alasan yang tidak diungkapkan. Manajer Stoke City Tony Pulis mengungkapkan kekecewaannya dengan mengatakan, “Rupanya mereka menemukan sesuatu yang dapat menyebabkan masalah di kemudian hari.”
Ba mendapat musim awal dengan sebuah gol yang kuat dalam kemenangan 1-0 melawan Monaco, di Landsberg am Lech, Jerman pada tanggal 16 Juli 2012. Dia juga mencetak gol dalam kemenangan 2-1 melawan Braga yang membantu Newcastle memenangkan Trophy Guadiana. Dalam pertandingan liga pertama Newcastle melawan Tottenham, Ba membuka skor dengan upaya voli fantastis dalam kemenangan 2-1. Pada tanggal 17 September 2012, ia mencetak gol 1000 Newcastle era Premier League, setelah mencetak dua gol dalam 2 -2 imbang melawan Everton di Goodison Park. Pada tanggal 29 September, ia mencetak gol untuk pertandingan ketiga berturut-turut saat ia mencetak dua gol dalam imbang 2-2 Reading, tendangan voli pertama sensasional, kedua namun terbukti kontroversial saat bola dipukul lengannya sebelum masuk.
Diketahui bahwa Ba memiliki klausul rilis dalam kontraknya senilai £ 7m menyebabkan spekulasi dia membuat transfer ke Chelsea. Spekulasi ini dikonfirmasi oleh Manajer Newcastle Alan Pardew pada 2 Januari 2013 yang mengatakan transfer itu “dilakukan “Ba dan akan” pergi ke Chelsea dengan berkat kita.”
Ba, bersama beberapa mantan rekannya di Newcastle yaitu, Papiss Cissé, Hatem Ben Arfa dan Cheick Tioté, adalah seorang Muslim. Ia kerap melakukan selebrasi gol dengan sujud syukur di lapangan. Ia juga menjalankan ibadah puasa saat Ramadan.
Nomor punggung
Ba menggunakan kaus bernomor punggung 29 kemudian 9 saat bermain untuk Hoffenheim dan 21 saat bermain untuk West Ham United. Saat bermain untuk Newcastle United, ia menggunakan nomor punggung 19, setelah nomor punggung 9 telah digunakan Andy Carroll—sebelum dijual ke Liverpool beberapa hari setelah Ba bergabung. Oleh karena catatan golnya yang cukup baik muncul saran agar ia diberikan nomor punggung 9 pada musim keduanya. Namun, Ba memilih untuk tetap menggunakan nomor punggung 19 hingga akhir kariernya karena nomor tersebut ia anggap spesial dengan alasan yang mungkin ia akan jelaskan setelah ia pensiun kelak. Setelah resmi begabung ke Chelsea, Ba kembali menggunakan nomor punggung 29 karena nomor 19 telah digunakan Paulo Ferreira.

Sumber: Islampos/Wikipedia
Red: Khansa Salsabillah

Syekh Al Ghomidi : Penghafal Al Qur’an Jangan Tutup Mata Pada Masalah Umat

Ulama kenamaan yang juga dikenal sebagai pelantun murotal (bacaan Al Qur’an) Syekh Saad Al Ghomidi menjelaskan, seorang penghafal al qur’an jangan sampai tidak peduli pada masalah keumatan.
Menurutnya, seorang penghafal Al Qur’an juga harus siap berjuang memperjuangkan ayat-ayat Allah yang dihafalnya tersebut.
“Karena itu hafal saja tidak cukup, kita harus paham lalu mengamalkan ayat Qur’an tersebut” Jelasnya kepada Bumisyam.com saat ditemui di hotel Borobudur, Jakarta. Minggu (31/03/2013).
Salah satu permasalahan umat yang penting untuk disosialisasi oleh para penghafal Qur’an adalah masalah Syam. Saat ini banyak umat Islam tidak tahu bahwa pada Zaman Rasulullah Palestina hingga Suriah itu berada dalam satu tanah bernama Syam.
“Ini penting untuk disosialisasikan ke kalangan umat yang lebih luas” jelasnya lagi.
Syekh Ghomidi ketika menyinggung masalah Syam menilai. Di Palestina masyarakat Islam sedang berhadapan dengan jahatnya Zionis Yahudi. Sementara di Suriah umat bisa melihat betapa jahatnya Syiah.
Disinilah menjadi penting peran para penghafal Al Qur’an untuk mendidik masyarakat. Agar masyarakat mengerti keterikatan tanah syam, dan alasan mengapa setiap muslim tidak boleh diam membela saudaranya di Syam yang sedang melawan zionis Yahudi dan misi penyesatan aqidah dari syiah.[Bumisyam/UGT]

Rep: Tre
Red: Khansa Salsabillah

Kamis, 28 Februari 2013

Dilema Revolusi Suriah

By on February 28, 2013

Achmad P Nugroho 

Oleh: Achmad P Nugroho, Mahasiswa PNJ, LAPMI HMI cabang Depok

Ketika Kepala dewan koalisi nasional Suriah Ahmad Moaz al-Khatib mengumumkan inisiatif perdamaian termasuk mengadakan dialog dengan perwakilan dari Rezim Presiden Bashar al-Assad, ia memberikan Shock therapy pada pihak oposisi untuk berdiskusi dengan rezim yang menewaskan puluhan ribuan orang.Kejutan ini hadir ke permukaan,karena hampir masyarakat Internasional tahu akan gigihnya pejuang oposisi dalam usaha penggulingan rezim tirani Bashar al-assad.Perundingan yang dimotori oleh Dewan Koalisi Nasional ini mendasarkan dua syarat penting.Yang pertama, adalah bahwa akhir dari rezim Bashar harus menjadi dasar utama dialog apapun Yang kedua, adalah bahwa dialog diadakan dengan tangan pihak-pihak yang “tidak berlumuran darah.”
Logika berbicara, kedua kondisi tersebut seperti menjaga semua peluang terbuka untuk oposisi.Pada satu sisi, hal ini akan sangat naif untuk mengharapkan rezim yang memblokade perjuangan revolusi rakyat Suriah selama dua tahun dengan kebrutalan dan pembunuhan massal menjadi seolah setuju untuk sikap resmi perdamaian melalui perundingan.Di sisi lain, semua orang tahu betul sifat rezim al-Assad yang telah memerintah Suriah sejak musim gugur 1970. Berdasarkan hal tersebut, mereka yang “tangannya tidak berlumuran darah” secara tidak langsung telah terlibat atas nama rezim dalam sebuah pertumpahan darah.

Sebuah Tes Balon
Pengumuman inisiatif Khatib telah memicu banyak reaksi.Beberapa yang kontra tidak ingin menunggu klarifikasi tentang dasar inisiatif tersebut.Beberapa pihak menganggap bahwa inisiatif perdamaian yang dikeluarkan adalah sebuah “tes balon,” melihat dari  minimnya pengalaman Khatib dalam berpolitik mendorongnya membuat kebijakan tersebut.Ia seperti ingin mengetahui, tanggapan yang didapat dari berbagai kalangan baik pihak oposisi maupun pendukung al-Assad di Suriah dan Internasional.
Ketika tanggapan negatif pertama untuk usulan itu muncul, orang-orang yang menuduh Khatib memiliki “sedikit pengalaman” untuk berpikir dan menguburkan cita-cita revolusi.Namun,saat batas waktu yang ditetapkan oleh Khatib berlalu, ia meluncurkan sebuah usulan baru yang dimodifikasi untuk rezim al-Assad dalam pembebasan tahanan perempuan dan memegang negosisiasi di luar Suriah.Sekali lagi, Khatib menemukan cara dalam menyelamatkan muka “keluar” untuk konsesi.Pada titik ini, inisiatif kedua yang dimodifikasi dinilai kurang radikal dan kurang tegas menggambarkan semangat revolusi.
Sikap Khatib tersebut dinilai wajar oleh berbagai kalangan,terutama terkait dalam pengamanan kepentingan barat di Suriah.Hegemoni kepentingan Internasional memang berdiaspora dalam krisis yang terjadi di negeri alawi,baik itu Amerika Serikat (AS) ,Rusia bahkan Iran.Pernyataan Presiden AS Barack Obama pada Suriah menarik perhatian.Melalui Menteri Luar Negeri AS John Kerry lebih jauh menggarisbawahi sikap AS nyata pada Suriah.AS menolak rekomendasi oleh pejabat senior dalam pemerintahannya untuk mendukung oposisi Suriah dengan senjata, menegaskan bahwa konfrontasi bukanlah sebuah pilihan untuk menuntaskan revolusi di Suriah.
Bagi AS,pemberian senjata kepada oposisi akan menganggu stabilitas nasional negara sekutunya,Israel.Kekuatan pejuang oposisi yang sebagian besar diisi oleh para milisi Islamis,menjadikan ketakutan tersendiri bagi AS dan Israel.Pemerintah AS lebih memilih Rusia sebagai delegator,guna menyelesaikan krisis sosial yang terjadi di Suriah tanpa menganggu stabilitas keamanan Israel.Bagi Rusia sendiri,keberhasilan diplomasi Rusia dalam meyakinkan Presiden Suriah mundur akan melestarikan kepentingan Rusia di Suriah setelah stigma Internasional dalam “mempersonifikasikan” kedekatan rezim al-Assad dengan bekas negara soviet tersebut.
Sementara keberpihakan Iran,lebih didasari kesamaan ideologis dengan rezim al-Assad yang berpaham Syiah.Rezim tersebut diyakini mengamankan kepentingan politik Syiah di Timur Tengah,khususnya Suriah dan Lebanon.Kepentingan inilah yang menjadi dasar pertimbangan Iran membela habis-habisan rezim al-Assad,meski sudah jelas membunuh rakyatnya sendiri.Terlebih lagi,ketegangan yang meningkat antara Iran dengan mayoritas negara teluk mengenai permasalahan reformasi di Bahrain,memaksa Iran untuk mempertahankan harga diri negara mullah ini sebagai pemimpin bagi komunitas syiah dunia.

Pengaruh dan Subordinasi
Suriah kini memang tengah berada ditengah garis demarkasi pengaruh dan subordinasi kepentingan antara AS,Rusia dan Iran.Pembunuhan atas Jenderal Hassan Shateri (yang merupakan pejabat yang populer dari “Garda Revolusi Iran” di Lebanon) adalah sebuah bukti bahwa Suriah menjadi medan kepentingan dunia Internasional.Peristiwa tersebut menjadi gambaran yang menunjukkan bahwa Suriah (dengan atau tanpa kehadiran Assad) akan tetap, bersama dengan Lebanon menjadi sebuah “protektorat Iran” yang diakui Amerika,Rusia bahkan Israel sekalipun.
Di sisi lain keinginan rakyat Suriah akan kehidupan baru dalam revolusi bisa menjadi sebuah ilusi,bila oposisi tidak mengambil sikap yang pasti.Perjuangan revolusi Suriah bisa menjadi anti-klimaks dari revolusi yang (juga) sedang menghadapi proses transisi menuju sistem reformasi.
Konflik sosial yang terjadi selama ini,menjadi bukti bahwa Suriah masih menentukan posisi dalam transisi penggulingan rezim tirani.Diplomasi memang bukan sebagai salah satu konklusi perjuangan revolusi,namun dapat menghasilkan solusi terhadap krisis yang tengah terjadi saat ini.Perlahan,waktu yang terkembang akan datang untuk rakyat Suriah dalam menyadari apa yang telah terjadi di Irak,Lebanon dan Libya bahwa mereka hanyalah sekumpulan pemain kecil di sebuah lapangan besar.

Kamis, 14 Februari 2013

Muslim Jepang Temukan Peran Mereka Di Masyarakat

Bosan dengan kehidupan materialistis, kaum muda Jepang semakin banyak yang masuk Islam karena menurut mereka Islam mengajarkan keseimbangan baru antara hidup mereka dan keyakinan agama.
“Itu tak lain sebuah wahyu ilahi,” kata Masashi Nagano, seorang Muslim Jepang berusia 28 tahun, mengatakan kepada The Japan Times pada hari Senin 17 Desember 2012.
Lahir dan dibesarkan di dalam masyarakat yang didominasi keyakinan Shinto dan Budha, Nagano membenci agama sewaktu dia masih seorang anak kecil.
Dia terkejut oleh kekejaman yang dilakukan oleh seorang teroris Jepang Aum Shinrikyo, termasuk serangan gas beracun tahun 1995 pada sistem kereta bawah tanah di Tokyo yang menewaskan belasan orang dan ribuan penumpang.
Fakta ini, bagaimanapun akhirnya berubah pada tahun 2008 ketika ia duduk di sekolah pascasarjana.
Membaca Alquran sebagai bagian dari studi antropologi, ia kemudian mulai berbaur dengan umat Islam yang tinggal di Jepang.
Sekarang, ia membanggakan dirinya sebagai seorang Muslim yang taat.
“Saya berutang banyak terhadap Al-Quran,” tambah Nagano.
Namun kasus ini hampir sama dengan beberapa dekada yang lalu.
Mimasaka Higuchi, 76 tahun, seorang mantan ketua Asosiasi Muslim Jepang, juga menemukan Islam pada tahun 1963 selama ia kursus belajar bahasa Arab di Mesir.
Meskipun ia masuk Islam hanya untuk mendapatkan kursus bahasa Arab di tempat terhormat di universitas Al-Azhar Mesir, keyakinannya dalam berIslam secara bertahap mulai tumbuh.
“Pada saat itu, Islam dianggap sebagai agama barbar dari padang pasir,” ujarnya.
“Sampai saya berangkat ke Mesir, saya hidup sangat dekat dengan umat Muslim.”
Higuchi mengamati bahwa ikatan yang kuat dari orang-orang di dalam masyarakat suku di dunia Arab mirip dengan solidaritas kerja yang terlihat di antara warga Jepang.

Hubungan Kemanusiaan
Meyakini peran agama dalam kehidupan, Nagano berpartisipasi dalam program pelatihan bagi umat beragama dari berbagai agama yang ingin membantu menyembuhkan luka mental.
“Saya merasa sulit untuk hidup sebagai seorang Muslim di Jepang, tapi saya bersedia untuk pergi ke mana pun  sayadibutuhkan.”
Program ini diluncurkan di bawah inisiatif Universitas Tohoku untuk memperbaiki bekas luka mendalam terhadap orang-orang yang kehilangan anggota keluarga dan rumah mereka akibat gempa yang menimbulkan tsunami mengerikan yang melanda Jepang pada bulan Maret 2011 lalu.
Mencari peran yang lebih besar untuk Muslim Jepang, Nagano bekerja sebagai ahli perawatan mental agama sebagai bagian dari upaya untuk mencari tahu apa yang Muslim dapat lakukan di masyarakat Jepang.
Selain itu, ia sering mengunjungi kuil Buddha untuk membina hubungan kerja sama antara Islam dan Buddha, serta antara agama-agama lainnya.
“Saya ingin mengembangkan chemistry yang baik dengan mitra dialog saya pada saat saya memperbaiki satu sama lain,” katanya.
Islam sendiri mulai ada di Jepang pada tahun 1920 melalui imigrasi beberapa ratus Muslim Turki dari Rusia setelah revolusi Rusia.
Pada tahun 1930, umat Islam jumlahnya mencapai sekitar 1000 orang dari asal yang berbeda.
Gelombang migran lain yang mendorong populasi Muslim meningkat pada 1980-an, bersamaan dengan datangnya pekerja migran dari Pakistan dan Bangladesh.
Jepang hari ini adalah rumah bagi komunitas Muslim yang sangat berkembang dari jumlah sekitar 120.000 Muslim, di antara hampir 127 juta populasi di negara kesepuluh di dunia yang paling padat penduduknya.

(By : Al-Furqon)